Selasa, 16 Februari 2016

ceita tentang harimau jawa yang ada di pegunungan kapur





Harimau Jawa, satu contoh harimau yang dinyatakan punah. Foto: WikipediaDulu sebelum Harimau Jawa punah, konon katanya setiap jam 6 malam para warga pintu-pintu sudah ditutup dikarenakan setiap jam 6 malam para gerombolan Harimau akan turun ke permukiman warga untuk mencari makanan dan warga sekitar pada takut semuanya.
peneliti harimau Jawa punya pendapat menguatkan kemungkinan itu. Kabar kemunculan harimau Jawa, katanya,  sangat mungkin di Hutan Grobogan. Sejarahnya, Pegunungan Kendeng Utara, memang bagian dari habitat harimau. “Sekitar 1975, kakek saya masih melihat langsung, karena tetangga ada yang mengambil anakan harimau loreng dari Hutan Larangan di Peguungan Kendeng. Pada 1999, terjadi penjarahan hutan jati besar-besaran di sana menyebabkan kemungkinan gradasi habitat.”
 hutan jati di Pegunungan Kendeng, sangat luas. Dari Kudus, Grobogan, Pati dan menyambung ke Blora (Randublatung). Untuk itu, kabar kemunculan harimau Jawa secara ilmiah butuh pembuktian spesifik, kamera trap, misal atau material biologis agar sahih. Juga perlu pengumpulan bukti kesaksian warga di Pegunungan Kendeng atau hutan Jati yang pernah melihat harimau Jawa.
Terkait ancaman pertambangan kapur di kawasan hutan Pegunungan Kendeng Utara yang berada di Grobogan, Pati, Rembang dan Blora, kata Didik, seharusnya pemerintah  dapat mencegah. Sebab, masih kuat kemungkinan keberadaan harimau ini.  “Harus cek dokumen Amdal, untuk memasukkan data biota kompeten.”
Dia mengatakan, belajar terjadi di Jawa Timur, dulu Taman Nasional Meru Betiri juga target tambang emas. Harimau Jawa sengaja diklaim punah hingga hutan Meru Betiri bisa beralihfungsi untuk pertambangan. Ada penyatuan kementerian kala itu, Kementerian Perkebunan dn Kehutanan. “Padahal dua lokasi habitat potensial bagi harimau. Ketakutan saya akan terjadi di Pegunungan Kendeng.”
Didik mengatakan, mungkin saja pihak yang ingin menambang akan penembak jitu untuk mengeksekusi harimau diam-diam. Hingga keberadaan mereka tidak bisa dibuktikan seperti kasus 2002, harimau loreng ditembak TNI di seputaran RanduBlatung.
 semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua,kita wajib melindungi Hutan dan satwa liar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar